Kamis, 17 Oktober 2013
no image
Mungkin aku terlalu berharap banyak


Rasanya semua terjadi begitu cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang kosong di hatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas yang kutahu.

Aku menjadi takut kehilangan kamu. Siksaan datang bertubi-tubi ketika tubuhmu tidak berada di sampingku. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, ada sebab yang tak kumengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu seperti aku butuh udara. Napasku akan tercekat jika sosokmu hilang dari pandangan mata. Salahkah jika kamu selalu kunomorsatukan?

Tapi... entah mengapa sikapmu tidak seperti sikapku. Perhatianmu tak sedalam perhatianku. Tatapan matamu tak setajam tatapan mataku. Adakah kesalahan di antara aku dan kamu? Apakah kamu tak merasakan yang juga aku rasakan?

Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah jika aku seringkali menjatuhkan air mata untukmu? Aku selalu kehilangan kamu, dan kamu juga selalu pergi tanpa meminta izin. Meminta izin? Memangnya aku siapa? Kekasihmu? Bodoh! Tolol! Hadir dalam mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi bisa jadi milikmu seutuhnya. Mungkinkah? Bisakah?

Janjimu terlalu banyak, hingga aku lupa menghitung mana saja yang belum kamu tepati. Begitu sering kamu menyakiti, tapi kumaafkan lagi berkali-kali. Lihatlah aku yang hanya bisa terdiam dan membisu. Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus namun kau hempaskan dengan begitu bulus. Seberapa tidak pentingkah aku? Apakah aku hanyalah persimpangan jalan yang selalu kau abaikan – juga kautinggalkan?

Apakah aku tak berharga di matamu? Apakah aku hanyalah boneka yang selalu ikut aturanmu? Di mana letak hatimu?! Aku tak bisa bicara banyak, juga tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak berbicara tentang cinta, jika kauterus tulikan telinga. Aku tak mungkin bisa berkata rindu, jika berkali-kali kauciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak bisa apa-apa selain memandangimu dan membawa namamu dalam percakapan panjangku dengan Tuhan.

Sadarkah jemarimu selalu lukai hatiku? Ingatkah perkataanmu selalu menghancurleburkan mimpi-mimpiku? Apakah aku tak pantas bahagia bersamamu? Terlau banyak pertanyaan. Aku muak sendiri. Aku mencintaimu yang belum tentu mencintaiku. Aku mengagumimu yang belum tentu paham dengan rasa kagumku.

Aku bukan siapa-siapa di matamu, dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa. Sebenarnya, aku juga ingin tahu, di manakah kauletakkan hatiku yang selama ini kuberikan padamu. Tapi, kamu pasti enggan menjawab dan tak mau tahu soal rasa penasaranku. Siapakah seseorang yang telah beruntung karena memiliki hatimu?

Mungkin... semua memang salahku. Yang menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa menjadikanmu lebih dari teman. Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi batas kewajaran? Aku mencintaimu tidak hanya sebagi teman, tapi juga sebagai seseorang yang bergitu bernilai dalam hidupku.

Namun, semua jauh dari harapku selama ini. Mungkin, memang aku yang terlalu berharap terlalu banyak. Akulah yang tak menyadari posisiku dan tak menyadari letakmu yang sengguh jauh dari genggaman tangan. Akulah yang bodoh. Akulah yang bersalah!


Tenanglah, tak perlu memerhatikanku lagi. Aku terbiasa tersakiti kok, terutama jika sebabnya kamu. Tidak perlu basa-basi, aku bisa sendiri. Dan, kamu pasti tak sadar, aku berbohong jika aku bisa begitu mudah melupakanmu.

Menjauhlah. Aku ingin dekat-dekat dengan kesepian saja, di sana lukaku terobati, di sana tak kutemui orang sepertimu, yang berganti-ganti topeng dengan mudahnya, yang berkata sayang dengan gampangnya.

dari seseorang yang kehabisan cara
membuktikan rasa cintanya

Minggu, 13 Oktober 2013
no image

"Apakah ini?"


Aku bukan mengeluh, aku bukan mengajakmu untuk memperbaiki hubungan kita, bisa kau tenangkan dirimu sejenak lalu kau mainkan ingatanmu dan apa yang pernah kita lakukan dulu, dulu saat kita ingin mengawali hubungan. Jika ingatanmu sudah tertata rapih tentang apa yang ingin kita awali dulu sampai saat ini, bercerminlah padanya. Aku sih sudah, jauh-jauh hari saat aku merasa mempertahankanmu dengan sepihak. Sapaan pagi, siang, dan malam yang dulu sering kau lakukan semua terbalik, aku yang melakukannya, dan aku harus melakukannya untuk mengingatkan bahwa hubungan yang sudah tertata rapih tak kita sudahi dengan perbedaan-perbedaan kecil hingga membuat, aku, kau, dan kita sudahi saja dengan sia-sia. Lalu kau kemana? Oh iya, aku lupa kalau kau sibuk dengan kesibukanmu yang membuat aku harus sadar diri.
Sabtu, 12 Oktober 2013
no image
ARTI CINTA DAN CINTA SEJATI MENURUT ISLAM: CINTA DAN CINTA SEJATI ANTARA PRIA DAN WANITA DALAM ISLAM. 


Cinta (love) dalam ajaran Islam

Cinta (love) secara bahasa adalah suka sekali dan senang sekali. Cinta secara istilah ialah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi Allah.

Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas iman. Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti halnya ia juga merupakan kesaksian jiwa manusia yang menurut term (istilah) Islam belum akan diakui beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.

Allah berfirman: Katakanlah: “Jika bapa-bapa (para pembesar dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab/siksaan)-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.( Al-Qur’an Surat At-Taubat, 9: 24)

2.1  Cinta Terhadap Sang Pencipta (hablun min Allah)
Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai makhluk Allah, manusia berusaha untuk selalu mengadakan hubungan baik dengan Allah, berupa hubungan ritual (ibadah) dengan-Nya. Dalam sistim ritus ini, seseorang pemeluk agama merasa yakin bahwa dengan selalu mengadakan hubungan baik dengan Tuhan, maka hidupnya akan baik. Dengan kata lain, bahagia tidaknya hidup seseorang adalah tergantung kepada hubungan baik tidaknya terhadap Allah.

Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba kepada Khalik (Penciptanya), dengan jalan mengakui tanpa ragu akan kebesaran-Nya, dan mematuhi secara konsekwen segala titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya dilaksanakan, dan apa-apa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta terhadap Allah ini tidak bisa terlepas dari yang disebut sebagai akhlak, keimanan, dan tauhid.

2.2  Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar, baik berupa udara, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lain merupakan prasarana kehidupan yang harus tetap terpelihara keserasiannya. Maka segala yang dapat merusak lingkungan harus dicegah, karena dapat berakibat kehidupan yang tidak bersih, tidak tertib, dan tidak aman. Itulah sebabnya Islam melarang, bahkan mengutuk orang-orang yang melakukan kegiatan yang dapat merusak lingkungan.

Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi semua binatang dan melarang ummatnya untuk menyiksa binatang. Karena binatang adalah juga makhluk ciptaan Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan tentu saja tidak boleh melukai dan menyiksa mereka. Bahkan sebagai salah satu sumber makanan, kita juga harus menghormati mereka dengan berdo’a, dengan tidak membunuh mereka lebih dari yang kita makan.

Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta yang saling dukung-mendukung dengan seluruh bagian alam itu, dan karena individu-individu manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dan secara laras bekerja sama dengan seluruh alam semesta ini, maka tidak boleh ada ketidakserasian antara mereka satu sama lain.

2.3  Cinta Terhadap Sesama Manusia (hablun min annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu terhadap Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama manusia sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan yang namanya akhlak.

Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda bagiannya untuk membentuk satu masyarakat, berjenis-jenis dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan, supaya dengan begitu ia cocok pula untuk saling melengkapi dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu pula. Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian  di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).

Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia adalah dengan tolong-menolong, kenal mengenal (saling mengenal) dan keserasian. Menurut pandangan Islam, rasa cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan, salah satunya dengan keadilan dan persamaan derajat di antara manusia.

  1. Cinta Antara Laki-Laki dan Perempuan Dalam Sudut Pandang Islam
Cinta antara muda-mudi di dalam Islam adalah cinta yang dilandasi rasa ketaqwaan terhadap Allah SWT, dengan mentaati perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, dan disertai akhlak yang baik. Cinta harus disertai akhlak yang baik, dikarenakan hubungan cinta muda-mudi sangat dekat dengan perbuatan zina. Tanpa akhlak yang baik akan sulit menghindari zina. Dalam Islam, perzinahan adalah salah satu dosa yang sangat besar karena bukan hanya merusak akhlak orang yang melakukannya saja tetapi juga orang lain. Allah brfirman dalam Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu sekalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al-Isra, 17: 32).

Cinta (love) yang tidak dilandasi rasa ketaqwaan kepada Allah, akan memunculkan cinta buta. Sebagaimana yang sering dikatakan orang “ Love is blind (cinta adalah buta)”. Adapun yang membuat cinta itu buta adalah jika kita mencintai seseorang karena hal-hal yang duniawi, karena harta, tahta/kedudukan/jabatan, ketampanan/kecantikan dan yang sejenisnya. Cinta macam ini hanya bisa bertahan jika penyebabnya masih ada. Jika seseorang mencintai dikarenakan ketampanan/kecantikannya, maka, bagaimanakah jika orang tersebut tidak lagi tampan/cantik?

Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek (melihat), jika dilandasi iman dan rasa taqwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki cinta yang murni, tulus, dan abadi dari seseorang, tentu kita memerlukan penyebab yang membuatnya demikian. Dalam suatu hadits dikatakan, bahwa seseorang laki-laki menikahi seorang perempuan itu karena empat hal, yaitu: (1) karena kecantikannya, (2) karena kekayaannya, (3) karena keturunannya, dan (4) karena ketaqwaannya. Maka ambillah yang keempat, yaitu karena ketaqwaannya, karena, itu akan menjamin hidupnya.
Jika hadits di atas dikaitkan dengan cinta, maka, jika kamu ingin mencari cinta yang abadi, cintailah seseorang dikarenakan keimanannya.

Ada sebuah pepatah lama dalam bahasa Inggris yang berkaitan dengan cinta, yaitu: “You can buy sex but you cannot buy love”, “you can buy food but you cannot buy appetite”, “you can buy a house but you can by a home”. Yang artinya: “Anda dapat membeli sex tetapi anda tidak dapat membeli cinta, anda dapat membeli makanan tetapi anda tidak dapat membeli selera, anda dapat membeli sebuah rumah tetapi anda tidak dapat membeli ketentraman dalam keluarga”. Ini dapat diartikan bahwa cinta tidak dapat dibeli karena cinta sebenarnya datang dari Tuhan.

Bahkan jika kamu adalah orang terkaya di dunia, kamu tidak bisa membeli cinta. Sebagai contoh, jika kamu memberikan seseorang banyak hadiah-hadiah yang mahal, maka, apakah orang tersebut akan mencintai kamu? Tidak. Orang tersebut hanya mencintai hadiahmu dan kekayaanmu saja. Kamu dapat membeli makanan apa saja yang bisa kamu beli, akan tetapi makanan yang paling enak sekalipun akan terasa tidak enak jika kamu tidak punya selera makan.
“Rumah” adalah tempat di mana hatimu berada. Tempat membesarkan keluargamu, tempat di mana orang-orang yang kamu cintai berada, tempat di mana kamu bisa benar-benar beristirahat, untuk mengistirahatkan badan dan jiwamu, tempat di mana kamu untuk sementara lepas dari dunia yang kejam. Rumah tidak bisa disebut “rumah” jika kamu tidak bisa menemukan ketenangan, kedamaian, dan keamanan di dalamnya.

Banyak orang yang mengatakan bahwa cerita percintaan Romeo dan Juliet adalah salah satu contoh cinta sejati. Akan tetapi, kalau kita meneliti dan menganalisa lebih jauh ke dalam cerita ini, maka kita akan melihat bahwa cerita ini bukanlah cerita tentang cinta sejati.

Pada klimaks cerita tersebut diceritakan bahwa ketika Romeo mendengar Juliet telah “meninggal dunia”, maka Romeo pun berniat untuk melakukan bunuh diri karena dia tidak mau ditinggalkan oleh Juliet. Perbuatan bunuh diri adalah perbuatan yang sangat terkutuk dalam Islam, dan merupakan dosa yang sangat besar. Pada saat seseorang bunuh diri maka telah dicabut imannya oleh Tuhan, dan mati dalam keadaan tidak ada iman, alias mati kafir. Ketika setelah Romeo melakukan bunuh diri di hadapan “mayat” Juliet, barulah dia menyadari bahwa Juliet hanya berpura-pura mati, tetapi itu sudah terlambat, racun sudah mulai membunuhnya. Julietpun melakukan bunuh diri karena dia tidak mau ditinggalkan oleh Romeo.

Romeo dan Juliet sama-sama melakukan bunuh diri karena tidak mau ditinggalkan oleh pasangannya. Ini berarti bahwa mereka hanya mencintai tubuh pasangannya saja, mereka tidak mencintai jiwa pasangannya. Mereka tidak sadar bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara saja. Tubuh mereka akan rusak dimakan usia, dan akhirnya mati. Jika dipandang dari sudut Islam, maka mereka telah melakukan suatu dosa besar yaitu melakukan bunuh diri. Jika percintaan mereka adalah cinta sejati, maka seharusnya mereka berjanji atau bersumpah di hadapan mayat pasangannya untuk berusaha mendamaikan pertengkaran keluarga mereka, penyebab terhalangnya cinta kasih mereka.

Banyak orang yang terjebak antara arti cinta dan nafsu. Mereka terutama muda-mudi banyak yang tidak bisa membedakan antara cinta dan nafsu. Mereka menganggap bahwa dengan melakukan hubungan seksual berarti mereka telah mencintai seseorang. Nafsu, dalam hal ini nafsu syahwat, adalah suatu kebutuhan biologis yang dipunyai oleh setiap manusia. Semua jenis nafsu adalah sesuatu hal yang bersifat duniawi, sedangkan cinta adalah sesuatu yang datang dari hati nurani yang paling dalam.

  1. Kesimpulan

Cinta sejati adalah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharapkan imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi oleh Allah. Cinta juga merupakan suatu identitas dan asas iman, karena kita mencintai sesuatu atau seseorang karena Allah mencintainya.
Cinta sejati bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat duniawi semata. Cinta sejati berasal dari hati nurani, dan cinta sejati  haruslah tulus dan ikhlas. Cinta yang berasal dari hati nurani akan selalu ada walaupun salah satu pihak tidak cantik lagi, tidak tampan lagi, tidak seksi lagi dan tidak kaya lagi.

Dalam hubungan seks bebas atau pergaulan bebas, para pelakunya sama sekali tidak menghargai cinta. Mereka secara sadar atau tidak sadar menganggap, bahwa cinta adalah suatu hal yang sia-sia, karena yang mereka cari hanyalah kepuasan sesaat saja dan mereka tidak peduli dengan akibat-akibat dan dosa-dosa yang akan timbul karena perbuatan mereka itu. Mereka tidak peduli akan azab-azab dan cobaan-cobaan yang akan ditimpakan oleh Allah akibat dari perbuatan dosa-dosa yg dia lakukan dalam kehidupannya, baik di dunianya maupun di akhiratynya. Hubungan seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang telah terikat tali pernikahan. Karena salah satu tujuan dari pernikahan adalah sebagai penyaluran nafsu syahwat dengan cara yang diridhoi Allah. Penyaluran nafsu syahwat yang tidak sesuai dengan sunnah Rosulullah, yakni penyaluran nafsu yang menyimpang dari ajaran Allah (aturan-aturan Allah), maka akan mendatangkan azab dan cobaa-cobaan yang bertubi-tubi dari Allah.

Dari semua ini bisa disimpulkan, bahwa cinta antara laki-laki dan perempuan dalam Islam adalah suatu hubungan yang didasarkan oleh rasa kasih sayang yang timbul dari hati nurani yang tulus dan ikhlas, dan bukan berdasarkan pada hal-hal yang bersifat duniawi. Yang terpenting dalam membina hubungan ini adalah dengan menggunakan akhlak yang baik, ketaqwaan, dan rasa keimanan terhadap Allah SWT.

Rabu, 09 Oktober 2013


Lirik Lagu Davichi – Just The Two Of Us (둘이서 한잔해) [Han+Rom+Eng]

 

Hangul :

커피한잔해 홍대앞에서
여자혼자서밤늦은시간에
커피한잔해

커피한잔해 언젠가 둘이서
들렀던 이곳에
이젠 나혼자서 커피한잔해

그 한잔속에는 쓰디쓴
너와의 추억이 있었고
그 한잔만으론
아직 널 잊을 수 없을것같아


술이나 한잔해
니 마음처럼 독해빠진
술이나 한잔해
니 맘을내게 되돌려줄 술이나 한잔해
그러다 니가 취해버리면
날 안아줄까 내게로 돌아올까
밤이새도록 술이나 한잔해

오늘도 생각나 그때 그 자리에
청승떨면서
여전히 혼자서 오늘도 한잔해

그 한잔속에는 쓰디쓴
우리의 추억이 있었고
그 한잔만으로
아직 널 잊을 수 없을것같아

술이나 한잔해
니 마음처럼 독해빠진
술이나 한잔해
니 맘을내게 되돌려줄 술이나 한잔해
그러다 니가 취해버리면
날 안아줄까 내게로 돌아올까
밤이새도록 술이나 한잔해
그 이별보다 쓰지않은 술한잔으로는
너를 보낼수가 없을것같아

오늘만 와줄래
붙잡지 않을게
  
술이나 한잔해
돌아오라고 하지 않을게
술이나 한잔해
안아달라고 하지 않을게
술이나 한잔해
오늘을 기억하지 못하게
취해버리면 너를 비워버리면
그땐 보낼 수 있을것같아

 마지막으로 둘이서 한잔해

Romanization :

keopihanjanhae hongdaeap-eseo
yeojahonjaseobamneuj-eunsigan-e
keopihanjanhae

 keopihanjanhae eonjenga dul-iseo
deulleossdeon igos-e ijen nahonjaseo keopihanjanhae

geu hanjansog-eneun sseudisseun
neowaui chueog-i iss-eossgo
geu hanjanman-eulon
ajig neol ij-eul su eobs-eulgeosgat-a

sul-ina hanjanhae
ni ma-eumcheoleom doghaeppajin
sul-ina hanjanhae
ni mam-eulnaege doedollyeojul sul-ina hanjanhae
geuleoda niga chwihaebeolimyeon
nal an-ajulkka naegelo dol-aolkka
bam-isaedolog sul-ina hanjanhae

oneuldo saeng-gagna geuttae geu jalie
cheongseungtteolmyeonseo
yeojeonhi honjaseo oneuldo hanjanhae

geu hanjansog-eneun sseudisseun
uliui chueog-i iss-eossgo
geu hanjanman-eulo
ajig neol ij-eul su eobs-eulgeosgat-a

sul-ina hanjanhae
ni ma-eumcheoleom doghaeppajin
sul-ina hanjanhae
ni mam-eulnaege doedollyeojul sul-ina hanjanhae
geuleoda niga chwihaebeolimyeon
nal an-ajulkka naegelo dol-aolkka
bam-isaedolog sul-ina hanjanhae
geu ibyeolboda sseujianh-eun sulhanjan-euloneun
neoleul bonaelsuga eobs-eulgeosgat-a

oneulman wajullae
butjabji anh-eulge

sul-ina hanjanhae
dol-aolago haji anh-eulge
sul-ina hanjanhae
an-adallago haji anh-eulge
sul-ina hanjanhae
oneul-eul gieoghaji moshage
chwihaebeolimyeon neoleul biwobeolimyeon
geuttaen bonael su iss-eulgeosgat-a

majimag-eulo dul-iseo hanjanhae


English Romanization :
 
Let’s have a cup of coffee in front of Hongdae
At night time, which is pretty late for a woman to be alone
Let’s have a cup of coffee

Let’s have a cup of coffee
In this place we visited before sometime ago
But now I’m having a cup of coffee alone

In that one cup, there are the bitter memories with you
With just that one cup, I don’t think I can forget you

* Let’s have a drink
A strong and bitter drink like your heart
Let’s have a drink
Let’s have a drink that will turn your heart back to me
Then if you get drunk
Will you hug me? Will you come back to me?
Let’s have a drink all night

I remember again today
That place at that time
Pretending to be sad
I’m having a drink alone yet again today

In that one cup, there are the bitter memories with you
With just that one cup, I don’t think I can forget you yet

* Repeat

With that one drink that isn’t as bitter as our breakup
I don’t think I could let you go
Will you come just for today?
I won’t cling onto you
Let’s have a drink
I won’t ask you to come back
Let’s have a drink
I won’t ask you to hug me
Let’s have a drink
So I won’t remember today
If I get drunk, if I empty you out
Then I think I can let you go

Let’s have a drink together for the last time


 

Selasa, 08 Oktober 2013
no image


"Perpisahan ?"


"Ketika TUHAN mengambil seseorang yang kau cintai, maka TUHAN akan menggantinya dengan seseorang baru yang suatu saat akan lebih kau cintai"

Perpisahan selalu hadir disaat kita belum siap kehilangan seseorang. Saat kita masih sangat mencintai seseorang. Dan, saat kita masih membutuhkan orang itu dalam banyak hal. Kenyataan terburuk yang harus kita terima adalah orang yang kita cintai itu akan hilang, untuk sementara atau mungkin selamanya.

Penahkah terpikir dalam benakmu? Bahwa perpisahan adalah akibat dari sebuah pertemuan. Pertemuan yang terencana, yang telah disiapkan oleh Tuhan agar kita bertemu dengan seseorang makhluk ciptaanNya. Setiap pertemuan pasti menghasilkan rasa. Entah rasa tertarik, rasa benci, rasa mencintai, rasa ingin melindungi, termasuk rasa takut kehilangan. Kenyataan terburuk yang harus kita ketahui dari sebuah pertemuan adalah sesuatu yang tidak diduga, bahwa "pertemuan sebenarnya adalah kata selamat tinggal yang belum terucapkan. Terkadang, mereka yang memutuskan untuk saling berpisah adalah mereka yang saling menyimpan rasa kasih sayang"

Perpisahan pasti dialami oleh setiap orang. Entah saya, kamu, kita dan mereka. Saya pernah mengalami perpisahan dengan seseorang atau banyak orang yang saya cintai. Ketika perpisahan membuat suatu pribadi jatuh di titik lemahnya, ketika perpisahan menjadikan seseorang tak mampu lagi berdiri, hanya ada satu kata yang ingin kita ucapkan kepada dia yang telah pergi, yaitu "KEMBALILAHH !!!"

Yang belum pernah terpikirkan dari suatu perpisahan adalah akan ada sebuah pertemuan lagi yang akan menyadarkan kita, bahwa kehilangan adalah tanda kita segera menemukan. Menemukan hal baru yang tak pernah kita temukan. Berkenalan dengan suatu pribadi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Diluar sana, perpisahan didefinisikan dalam berbagai hal. Ada yang mendefiniskan bahwa perpisahan adalah akhir hidup dan ada juga yang mendifinisikan bahwa perpisahan adalah awal perjumpaan. Bagaimana dengan dirimu? Apakah perpisahan menjadi alasan kita untuk menutup diri dan menurup hati dari orang-orang baru yang berusaha masuk dalam hidup kita ?

Bagaimanapun jawaban dirimu, ketahuilah perpisahan itu sama seperti aksi reaksi. Terjadi lalu menyebabkan akibat. "Perpisahan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita lebih dewasa". Percayalah, Tuhan melihat kita dari jarak yang tidak kita ketahui, dalam tanganNya. Dia telah merancang rencana khusus untuk saya dan anda. DIA itu Maha Adil. "Ketika Dia mengambil emas yang kita miliki, maka Dia akan mengganti dengan berlian". "Ketika Dia mengambil seseorang yang kau cintai, maka Dia akan menggantikannya dengan seseorang yang suatu saat akan lebih kau cintai"